Kamis, 12 Desember 2013

TERIMAKASIH CINTA




Terimakasih cinta...

Dari dulu...
Kau sosok yang ku kagumi
Bukan karena engkau dari keluarga berpunya
Bukan pula karena kegagahan postur tubuhmu
Ku mengagumimu semata-mata
Karena keindahan pribadimu

Sadarkah engkau cinta,
Kita dari keluarga tak sama
dari kebiasaan berbeda pula
dengan didikan orang tua
yang tidak serupa

Wajar jika kita berbeda
Kadang,
Menurutku engkau aneh
dan kadang menurutmu aku aneh
Tapi itulah harmoni..
Ketika kau tutupi kelamahanku
Ketika ku tutupi kelemahanmu

Cinta,
Mari melangkah
Saling berpegang erat
karena ku yakin kau lemah tanpaku
dan aku lemah tanpamu
Dukaku ketika kau marah padaku
Legaku ketika kau hapus air mataku

Terimakasih cinta..
Untuk kesetiaan yang telah kau jaga

ORIGINAL WRITTEN,

by: MeiLi Ummu Shabira,
Bukittinggi,13-12-13

KETIKA SEMANGATKU MULAI MEMUDAR


Tuhan..
inikah jalan hidupku
yang telah tersurat di lauhul mahfuz Mu?
Tunjuki aku..
Apakah aku akan terus tempuh jalan ini
dengan segala kelemahan dan keterbatasanku?

Tuhan..
ingin ku raih surga-Mu
tapi terasa begitu berat
Dekap diriku, Tuhan..
Berikan kekuatan Mu
Biarkan tangisan ini hanya untuk-Mu
biarkan luka hatiku, terobati hanya dengan Mu
Aku begitu lemah...
Selalu berusaha untuk tegar
namun kerap kali ku terjatuh!

Sungguh indah ujian-Mu
ujian berat mem
buatku kuat
Kini ku butuh Engkau, Tuhan
Kekuatanku mulai memudar
Sementara dia jauh dariku..
Hanya Kau sandaranku..
Jangan lepaskan aku...

BY:MEILI UMMU SHABIRA
(12-12-13)

Kamis, 05 Desember 2013

MUNAJAT ISTRI

Suamiku...
Syukurku ketika kau ditakdirkan untukku
Bahagiaku ketika kau tutupi kelemahanku
Banggaku ketika anak-anak bersorak menyambut kedatanganmu
Syukurku,bahagiaku dan banggaku
ketika kau taat menjalankan perintah-Nya

Suamiku...
Ku rela ada untuk mendidik anak-anak kita
Ku rela kau mengembara untuk menambah ilmu tentang hidup
dan mencari penghidupan...
untuk kita,anak-anak kita dan orang tua kita

Suamiku...
Ketika kau hadir bersama permata hatimu
hanya beberapa saat saja..
yaach..hanya beberapa saat saja

Ku berharap,
jangan sampai anak-anak tersakiti
karena ketidakmampuanmu mengelola amarah
hanya karena 'kenakalan' yang tidak mereka sengaja
Jangan 'Ayah'....
Jangan rusak perasaan mereka
hanya karena sifat kanak-kanak mereka
Engkau datang sesekali,
mereka hanya ingin bermanja denganmu

Suamiku..
anak-anak bisa mengerti ketika ku marahi mereka
tapi mereka akan sangat susah mengerti
ketika harus menerima amarahmu
Ada kekecewaan mendalam...
ketika itu harus mereka terima

Suamiku..
Aku dan anak-anak adalah tanggung jawabmu
Kesolehan kami bisa ditentukan oleh kesolehanmu
Tapi ingat,
Keburukanmu bukanlah tanggungjawabku
dan bukan pula tanggung jawab anak kita
Amanahmu berat 'Ayah'
Jadikan Allah satu-satu penolongmu
Berjalanlah..
tapi jangan lampaui garis batasNya

Suamiku...
Ku lepas engkau mengarungi pahitnya dunia
dengan sebuah kepercayaan
bahwa kau mampu tetap berada dalam rambu-rambu Nya
Doa kami menyertai smua perjalanmu 'Ayah'
Lindungi suami hamba Ya Rabb
dimanapun ia berada

aamiiin..
(Original written by : MeiLi Ummu Shabira)

Senin, 25 November 2013

KETRAMPILAN DASAR PEREMPUAN

CATBUNG
BAGIAN II
(Original written by :MeiLi Damiati,S.S)
(bagi yang belum membaca bagian I, mundur dulu selangkah ya.. ^_^)

  Saya yakin, banyak para perempuan yang memiliki pengalaman serupa dengan saya. Memiliki segudang prestasi, merasa bahwa ia sudah sempurna. tapi ternyata sangat lemah dalam hal mengurus rumah tangga. Sebagai seorang muslimah, catatan ini juga saya hadiahkan buat teman-teman muslimah lainnya khususnya yang akan melangkahkan hidup ke jenjang pernikahan.
  Ketrampilan rumah tangga seperti mencuci, memasak, menyetrika,mencuci piring dan pekerjaan rumah lainnya sering dianggap sepele oleh kebanyakan orang. "Toh sekarang kalau ga bisa ya tinggal bayar pembantu" pikir mereka. Tapi ternyata dengan menguasai ketrampilan dasar rumah tangga, seseorang pasti akan tambah disayang. Baik itu oleh suaminya,anak-anaknya bahkan mertua sekalipun atau meskipun punya pembantu, pasti akan ada suatu waktu dimana pembantu pulang kampung dan pekerjaan rumah harus kita handle sendiri.
  Disini saya akan coba berbagi seni ketrampilan rumah tangga yang banyak saya pelajari dari Ibu Mertua
."Seni bekerja itu perlu karena dalam seni ada keindahan, dalam keindahan ada kenyamanan"

1. MENCUCI PIRING
Sebelum mencuci piring, sebaiknya piring kotor disusun rapi di sekitar westafel untuk memudahkan proses pencucian. sesama piring disatukan,gelas dikelompokkan, dan lainnya pun dimasukan grup masing-masing (he..he..) sebaiknya dahulukan mencuci gelas. alasannya karena gelas digunakan untuk minum.Ketika kita mengawali 'mencuci piring ' dengan gelas, otomatis spoon pencuci piring itu belum terkontaminasi dgn yang lain. apakah itu bekas minyak, cabe dan lain-lain. hasilnya aroma gelas pun fresh, tanpa harus ada bekas minyak, aroma cabe dan apapun itu. Kemudian kita lanjutkan dengan piring/ sendok dan lain sebagainya. periuk dan kawan-kawan kita masukkan antrian terakhir. Agar tempat sekitar westafel tidak terlalu padat, sebaiknya setiap grup yang sudah disabuni, langsung kita bilas dan kita tempatkan di tempatnya/ rak piring yang telah tersedia.Pasti akan terasa bedanya daripada semua grup kita cuci dahulu dan terakhir pembilasan (kerja borongan terkesan kurang elegan lho..ha..ha).Tapi memang ternyata teknik ini membuat kerja lebih lega.

2. MEMASAK
mungkin ketrampilan yang 1 ini banyak yang mengaku tidak mahir,karena  merasa tingkat kesulitannya lebih tinggi diantara pekerjaan lain. Dulu saya berfikir juga seperti itu.
Ingat sobat,memasak lauk pauk tidak terlepas dari yang namanya bumbu.  kenalilah dulu perbedaan kunyit, laos dan jahe. Untuk pemula mungkin akan susah membedakannya karena sekilas bentuknya hampir sama. begitu juga pastikan bahwa kita juga bisa membedakan mana daun kunyit, daun salam, daun jeruk dan serei.
Untuk bawang merah dan bawang putih saya yakin, pasti sudah tau ya ^_^. Selanjutnya bedakan mana seledri, mana bawang prei (daun  bawang) kemudian antara merica dan ketumbar. Menurut saya ini beberapa seputar bumbu masak yang harus dikenali dahulu karena dengan mengenal ini, banyak masakan yang bisa kita olah sendiri. Insya Allah nanti saya akan berbagi beberapa resep masakan yang mudah diolah dan sangat enak di lidah

Selanjutnya kita lanjut kepada seni memasak. Ketika seorang ibu rumahtangga yang notabene tanpa pembantu, ternyata kita sangat bisa mengoptimalkan waktu ketika memasak.Misal, ketika ingin membuat hidangan berupa 'sambal lado tomat" khas Minang, ketika cabe, tomat dan bawang di steamer (diuap), kita bisa melakukan hal lain, misal menggoreng ikan atau mengupas kentang. optimalkan waktu agar masakan kita selesai dalam waktu singkat. ketika ada proses memasak yang bisa ditinggal, kita bisa melakukan hal lain yang berkenaan dgn hidangan yang kita tuju.intinya " kreatifitas harus tetap berjalan" otak harus tetap aktif dan selalu hiasi wajah dengan senyuman agar masakanpun semakin nikmat karena ditambah bumbu cinta ^_^

Eksplor potensi yang ada karena kita perempuan.Perempuan itu indah dan pastinya mencintai keindahan bukan? Setelah proses memasak selesai, jangan tinggalkan dapur dalam keadaan berantakan ya Moms ^_^. meskipun hasil masakan enak tapi jika proses kerja kita tidak sampai tuntas,pastinya akan mengurangi nilai kita lho Moms.. rapikan dapur dgn sesegera mungkin dengan mencuci perlengkapan yang kotor dan jangan lupa si KOMPOR jangan luput dari belaian. lap bekas noda yang menempel dengan kain basah agar awet dan selalu kinclong.

3. MENCUCI KAIN
Aktivitas ini terlihat sepele, tapi ternyata masih ada saja yang tidak mengerti teknik yang tepat untuk mencuci. Saya melihat sendiri, ketika seseorang mencuci baju putih dan hitam digabungkan, ketika kain lap dan baju harian digabungkan. ketika sajadah dan mukena dicuci bersamaan?Oww!!! tidak perlu teknik yang aneh-aneh deh. Mari kita pakai logika saja! baju putih dan baju berwarna memang harus dipisahkan.Kita bisa lihat di kemasan2 deterjen, rata-rata tertulis "pisahkan pakaian putih dan pakaian berwarna".Pasti ada maksudnya. Agar pakaian putih kita tidak menjadi pudar karena kontaminasi pakaian berwarna yang kadang mengeluarkan 'residu'.  Begitu juga pakaian harian dan kain lap jangan digabung ya.. Kain lap kadang mengandung minyak dan kotoran lain, jangan sampai niat mencuci malah menyengsarakan pakaian-pakaian lain karena salah teknik. Yang parahnya lagi, mukena putih dicuci dengan sajadah (OMG!!). Membedakan pakaian, selain dalam kelompok PUTIH dan BERWARNA juga bedakan dengan TINGKAT KOTOR nya.Selanjutnya proses cucian sesuai kreatifitas anda ^_^.

4. MENJEMUR PAKAIAN
Ketika kita menjemur menggunakan  penjemur kain yang biasanya terbuat dari aluminium atau semisalnya, apakah terpikir untuk mengklasifikasikan tempat sesuai jenis pakaian?? Sepertinya terlalu ribet ya tapi ternyata tidak juga, karena kita bisa langsung menjemur pakaian tersebut dengan menempatkan pakaian  sesuai tempat yang cocok. Celana sesama celana, pakaian dalam di tempatkan di bagian dalam agar tidak 'merusak pemandangan' pakaian dengan ketebalan lebih di tempat yang bisa langsung kena sinar matahari. Memang sebenarnya tujuan kita hanya agar pakaian itu kering tapi ketika kita bisa menjemur dengan tertata, pasti ada kepuasan sendiri yang muncul.Coba bandingkan dengan jemuran lain yang dalam 1 deretan terkumpul celana tebal, singlet, pakaian dalam, handuk.Pasti kita lebih puas dengan kerja kita yang timbul dari proses berfikir. ketika pakaian itu tipis, kita tempatkan di tempat yang lebih tersembunyi pun tidak masalah, karena kebutuhannya terhadap sinar matahari tidak begitu kuat. Simpel kan? Oh ya, 1 lagi jangan lupa memastikan pakaian yang kita jemur sudah dalam kondisi terbalik agar pakaian tidak pudar disebabkan sinar matahari.

5. MENYETRIKA
Bagi kebanyakan ibu rumah tangga, aktivitas menyetrika adalah aktivitas yang paling menjenuhkan. karena pekerjaan yang 1 ini tidak bisa disambi dengan kerjaan lainnya. (bisa gosong tuh baju, he..he..). untuk mempercepat proses menyetrika pakaian, saya sarankan sebelum kabel setrikaan dicolokkan, seperti aktifitas lainnya, mari kita klasifikasikan dulu pakaian tersebut. misal baju Umi-baju Ayah-baju dedek-baju kakak-pakaian dalam dsb. Setelah pakaian itu terkelompokkan dan sudah kita pastikan posisi bagian luar sudah berada di arah luar (tidak terbalik), baru proses menyetrika kita mulai. lipat serapi mungkin dan langsung letakkan sesuai kalsifikasi pakaian tersebut.

Beberapa ketrampilan dasar diatas bagi sebagian perempuan sudah merupakan hal biasa. Bersyukurlah,karena Moms sudah menguasai ketrampilan dasar. Tapi jika merasa memang belum terbiasa,yuuks biasakan agar bs menjadi Moms yang trampil ^_^

Bersambung




Minggu, 24 November 2013

KETRAMPILAN DASAR PEREMPUAN

CATBUNG
BAGIAN I
KETIKA KU MENGENALI KELEMAHANKU
25/11-13
      Memang tidak salah ungkapan yang mengatakan "inspirasi bisa datang kapan saja dan dimana saja".Tadi pagi ketika menjemur kain, tiba-tiba muncul pikiran tuk corat coret seputar ketrampilan dasar perempuan. Tak bisa kita pungkiri, bagaimanapun prestasi seorang perempuan,secantik apapun dia, sekaya apapun dia tetap saja suatu saat nanti perempuan itu akan menjadi istri dan ibu.
Hmmm... saya akan mencoba menulis seputar pengalaman saya :

      Sebelum menikah, saya termasuk tipe perempuan yang minim ketrampilan karena orangtua lebih memprioritaskan tuk mengasah otak kiri saya daripada otak kanan.Mama seorang wanita karir di sebuah kelurahan dengan kesibukan yang sama-sama bisa kita maklumi  Alhamdulillah Papa memilih bekerja wiraswasta dengan tujuan bisa mendampingi anak-anak tumbuh dan mendidiknya menjadi 'pintar'.Tekad dan kesungguhan Papa mendidik saya berbuah manis.

     Dimasa sekolah saya termasuk siswa berprestasi. Prestasi yang saya raih mulai tampak sejak SD hingga saya menamatkan Perguruan Tinggi di Universitas Padjadjaran jurusan Sastra Arab. Pendidikan saya dimulai dari TK Kutilang II Bukittinggi lanjut ke SDN 22 Tarok Dipo Bukittinggi, lanjut ke Pesantren Diniyyah Pasia Bukittinggi selama 6 tahun dan lanjut ke Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab Unpad, Alhamdulillah 3 tahun S1 rampung ^_^ dengan masa efektif belajar 2 tahun 8 bulan. hebat bukan??

    Bulan Agustus 2004 tepatnya, saya pun diwisuda sebagai Sarjana Sastra dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,86 dan sebagai Mahasiswa lulus tercepat bersama 2 orang teman saya lainnya.Memang ketika itu saya sudah bertekad untuk cepat menyelesaikan kuliah dan Alhamdulillah terwujud.

    September  2004 saya mencoba untuk memasukkan lamaran sebagai Dosen Bahasa Arab. Alhamdulillah tidak perlu menunggu lama, lamaran saya diterima dengan baik. Saya pun tercatat sebagai Dosen Bahasa Arab di Akademi PGSD/PGTK Adzkia Bukittinggi tahun 2004/2005. Ada sedikit kenangan yang membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Ketika itu,sebelum memulai mengajar, saya diwanti wanti Ibu Pimpinan untuk tidak memberi tahu umur dan tanggal lahir saya kepada Mahasiswa yang mungkin akan bertanya, alasannya karena ada 1 kelas yang akan saya ajar, semua Mahasiswanya  lbh tua dari saya krn sepertinya ada kelas khusus yang rata-rata mereka sudah bekerja dan menjadi guru.Sepertinya mereka kuliah untuk menaikkan 'status' saja. Alhamdulillah.. proses belajar mengajar berjalan lancar.Hingga 2 bulan berjalan, saya dapat panggilan tuk menemui calon belahan jiwa.

  Disinilah masalah mulai muncul. tau sendiri kaan. tamat sekolah dasar saya lanjut pendidikan di Pesantren selama 6 tahun. Hufft, bisa dibilang ketika itu saya buta dengan keterampilan rumah tangga. Untung saja dulu ketika kuliah, kadang-kadang saya menyempatkan diri untuk belajar masak otodidaks yang hasilnya ga wah..wah bangett dehh..
Mengapa saya bilang masalah mulai muncul?karena Bumer saya orangnya perfect banget dalam urusan rumah tangga, kapan harus belanja persiapan dapur? bagaimana teknik memasak serta merawat dapur agar tetap rapi? kapan waktu yang tepat untuk memasak?bagaimana cara menjemur kain? bagaimana mengolah sendiri bumbu masakan?bagaimana cara memperhatikan penampilan anak? huwwaaaaaaaaaaaaaaaaa....ampyun deh! ketika itu saya berfikir "ribet banget sih!! masak hal-hal kecil begini aja harus benar-benar diperhatikan juga?" jadilah ketika itu saya merasa menjadi sebagai Perempuan yang paling bodoh sejagad raya. "Oh tidaaak, bukankah semua ini tidak menyebabkan dosa meskipun saya tidak bisa? bukankah tanpa ketrampilan itu pun saya tidak bisa digolongkan wanita durhaka?" itulah yang ada di keyakinan saya ketika itu, asal tidak melanggar peraturan Allah semua akan aman.

Ternyata bagi kehidupan saya tidak! tanpa ketrampilan itu, masalah mungkin akan muncul. Meski tidak  dengan suami saya tapi bisa timbul dari keluarga besar suami yang sangat detil memperhatikan hal-hal kecil sekalipun. Siapa yang akan saya salahkan?? Mama saya yang waktu itu menurut saya terlalu sibuk dengan tugas profesinya ataukan bumer saya yang terlalu perfect??? Memang dulu saya sempat kecewa dengan Mama dan sakit hati dengan bumer tapi ternyata saya SALAH BESAR menyikapi. Mengapa?karena hasil dari kerja Mama selama ini sdh saya nikmati dan sejujurnya tidak bisa saya nafikan begitu saja dan dari karakter Bumer yang begitu perfectpun akhirnya saya banyak belajar. Makasih Mama.. Makasih Mami...
Saya yang salah! bukankah ketika memutuskan menikah saya adalah Perempuan Dewasa?! saya yang salah, mengapa sebelumnya saya terlalu cuek untuk mempelajari ketrampilan dasar rumah tangga?! Saya yakin, dengan Allah memberikan Mama yang sabar dan Mami yang perfect saya bisa tumbuh dan hidup lebih baik dari hari kehari.

Bersambung... ^_^
 Tanaman Lidah Mertua yang saya ganti nama dengan 'Petuah Mertua', 
ingat tanaman ini,ingat Nasehat Mertua  ^_^

MUHASABAH DIRI

Engkau kah itu?
di sekolah kau guru yang berwibawa
di rumah bak seorang tak ber etika
Di kantor kau ibarat bos yang sempurna
di tengah kluarga kau berubah galak dan semena mena
di masyarakat kau disegani dan di puja
tapi bagi anak-anak kau hanya patung tanpa nyawa
di luar kau seperti orang bersih tanpa noda
di dalam ternyata begitu kotor dan jauh dari 'kira'
Sungguh kita sangat bisa berpura-pura
Berpura-pura bersih dan mulia
ternyata kita hanya seonggok sampah yang hina
Mari perbaiki diri kawan...
Bersihkan di dalam baru keluar
karena jika kau mulai dari luar pasti kau akan lupa yang di dalam
Tak ada guna hidup dalam 'pura-pura'
hanya membuat batin menjadi luka dan hina


‪#‎ingatan‬ untuk aku dan kamu
(original written: by MeiLi Damiati,S.S)

Minggu, 27 Oktober 2013

ZAHRA SI 2 TAHUN


Bun.. ada yang punya anak umur 2 tahun kan ya? klo kita baca teorinya, seumuran ini lagi masa-masanya bereksplorasi dgn apapun. anakku yang ke 3 skrg lagi melwwati masa ini. hufft... emang lagi masanya ya.. jadi harus nahan marah. banyak hasil karya yang sdh dihasilkannya :
1. menghabiskan 1 botol shampoo untuk dimasukkan kedalam bak yang berisi air penuh
2. menyemprotkan parfum hingga mengenai wajahnya (untuuung aman)
3. sekarang lagi senang mengeksplorasi kosmetik, mncampurkan cream wajah dgn lipstick, mencoba make masker wajah,mengoleskan celak ke dinding dsb.
4. seneng gonta ganti baju sendiri dgn alasan basah
5. beres 1 karya, dia ingin mebuat karya lainnya
6.. dan lain sebagainya.. Oya,lagi seneng gigit umi,ayah,abang,kakak,kakek ketika lg asyiik main bersama.."aw! zahraa sakiiiiiit " Ibu-Ibu lain mo nambahin? boleh lah karena ternyata yang mengalami ini bukan kita sendiri lho...
rasa amarah yang ingin muncul segera ditahan oleh kesadaran "lagi masanya lho.., anakku sangat kreatif" dgn ini Uminya dapat PR untuk dapat menciptakan kegiatan-kegiatan menarik untuknya

MAU TAU??





Mau tau???
Orang gombal sedunia dimataku?
Orang yg sering membuat hatiku luka tp dgn sgera bs mengobatinya?
Orang yg bs menutupi kekuranganku?
Orang yg selalu ku rindu ketika berjauhan?
Orang yg mmbuatku nyaman bersamanya?
DIALAH SUAMIKU.
Kalau kamu??


(by: MeiLi Damiati,S.S)

Sabtu, 26 Oktober 2013

BERJALANLAH !


UNTUKMU PUTRA PUTRIKU
by: MeiLi Damiati,S.S

Ku lepas kau berjalan,
bukan karena tak peduli
Ku biarkan kau bertengkar
bukan karena ku tak acuh
Ku diam ketika kau menangis
bukan karena ku tak sayang..

" Umi.. kenapa ga kerja" teman-teman Ila mamanya cantik-cantik lho karena kerja diluar"
anakku si sulung bertanya lugu
Anakku...
Dengan sadar ku dampingi engkau tumbuh
Bukan karena ku tak bisa berkarya di luar sana
bukan sayang...
Karena kebanggaanku,
jika kau tumbuh bersama tanganku
Jika kau pintar bersama pikiranku
Jika kau alim bersama ilmuku

Shabira ku...
engkaulah kakak bagi adikmu..
mungkin kau sadar, marahku terlalu banyak
untukmu...
Tapi nak, besar harapan yang tersemat untukmu
Bimbing adikmu nak...
ajarkan banyak kebaikan pada mereka
Umi disini untukmu dan untuk adik-adikmu

Sayang,
ku lepas kau berjalan
agar kau temukan potensi dirimu
Ku biarkan kau bertengkar
agar kau kritis dalam hidupmu
Ku biarkan kau menangis,
agar kau sadar, tangisan tidak menghapuskan persoalan.

Teruskan perjalananmu nak.. Umi dan Ayah ada untukmu

original written ,
UMI YANG MENCINTAIMU
27/10-2013

Rabu, 23 Oktober 2013

CEMBURU KARENANYA




Sebenarnya aku bukan pebisnis sejati yang menyukai bisnis dari kecil, tapi ku hanya mengikuti irama hidup dgn selalu memperhatikan apa yang ada di sekeliling.
Bisnis adalah penularan bakat dari si "Ayah". Semenjak menikah, suamiku begitu akrab dgn hp, deringan sms, telp, internet yang tentunya mnjadi teman setia 'Ayah' setiap harinya. Sampai sampai aku sempat cemburu dengan mereka semua.Yaa. gimana ga cemburu, kalo setiap ada kegiatan khusus keluarga mereka selalu mau ikut campur, mau curhat sebentar, eee.. hp bunyi lagi, mau minta tlg ini itu, ee si Ayah lagi sibuk nelp.lagi nemanin kita jalan-jalan, ee sambil nyetirpun malah bukannya ngajakin kita bercerita tapi tetap sibuuuk dgn dengan si ponsel!
Tapi itu dulu.. 

Sekarang, aku ketularan temans... dering hp ku malah lebih sering berbunyi daripada punya suami.maklum, aku mnjalankan bisnis online yang pastinya mengundang ponsel untuk selalu berdering.Lucunya skrg giliran suami yang cemburu. Ha.. ha, "sudah bisa ngerasain kan Ayah? hp ternyata juga bisa bikin kita cemburu... ^_^ "
tapi tenang Ayah, karena umi sdh pernah merasakan gmn rasa cemburu dgn hp,Insya Allah akan umi manaj dgn baik. (ck..ck... yang penting niat dan usaha)

Tapi bener lho Ibu-Ibu, kadang kita sebagai Ibu rumah tangga yang ingin produktif (bisa melakukan hal-hal positif lainnya dgn tetap melakukan tugas rumah tangga dgn baik) tanpa kita sadari tujuan awal kita tadi dapat tergeser dengan kesibukan yang kita nilai positif. Misal, ketika saya hendak menemani si kecil tidur dan ketika itu ponsel berbunyi, kita sebagai seller yang baik secara spontan pasti mengambil handphone sambil tetap berusaha menemani si kecil untuk tidur. tapi apa yang terjadi? si kecil (zahra 2 tahun) pun ngamuk sambil mengambil hp dan melemparnya ke kasur. Nnnah lho.., anak kecil aja cemburu, apalagi pasangan kita ya ^_^

Jadi, lebih bijak lagi ya menggunakan ponsel karena ternyata ponselpun bisa bikin cemburu ^_^



Selasa, 22 Oktober 2013

IBU RUMAH TANGGA PROFESIONAL

23 Oktober 2013

Alhamdulillah ku dapat artikel bagus yang bisa memperkuat niatku tuk menjadi Ibu rumah tangga profesional. memang profesi ini hampir bisa dibilang tidak dianggap, dan tidak sedikit orang yang mengernyitkan keningnya ketika mereka bertanya "kerja dimana sekarang?"ku jawab "Ibu rumah tangga"
komentar-komentar miring juga sdh biasa terdengar "Duh sayang bangett ya.. ilmu S1nya mau dikemanain?kadang perih juga rasanya ketika orang tuapun tidak mendukung profesiku ini bahkan memberikan sindiran-sindiran halus yang mereka ga sadar membuat luka di hatiku.. " percuma sekolah tinggi-tinggi kalo ilmunya ga dimanfaatkan"Hufft.. ku hanya bisa ngurut dada dan komentar-komentar miring inipun semakin menguatkan tekadku untuk menjadi Ibu rumah Tangga Profesional.
Ma.. Pa.. anakmu kini mmg tidak memiliki karir gemilang, nama anakmu kini mmg tidak begitu harum terdengar seperti harumnya namaku dulu dgn prestasi-prestasi yang ku peroleh ketika masih sekolah dan kuliah.tapi inilah pilihanku... dengan begitu banyaknya peristiwa hidup yang ku lihat dan ku dengar serta yang ku rasakan membuat pilihan karir ku ku arahkan pada Profesi Ibu Rumah Tangga karena ku yakin Ibu Rumah Tangga adalah profesi wanita yang paling mulia diantara profesi lain. 
Negara terbentuk dari masyarakat, masyarakat terbentuk dari keluarga. Jika keluarga rusak maka akan rusak negara, jika keluarga itu sehat maka sehatlah negara. Semua itu bersumber dari SEORANG IBU
( by:MeiLi Damiati.S.S) 

ini lho Bu artikelnya. baca yuuks:
Peran Profesional Ibu Rumah Tangga
  
Sudah waktunya mengubah retorika jadi kenyataan. Harga seorang Ibu bagi sebuah bangsa lebih penting dari profesi apa pun di muka bumi.

Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kaum perempuan negara kita umumnya hanya memiliki satu macam profesi; yaitu menjadi istri dan ibu yang baik di rumah. Kondisinya sudah jauh berbeda dengan sekarang, di mana bagi hampir setiap perempuan telah tersedia dua alternatif profesi; menjadi ibu rumah tangga atau berkarya langsung di tengah masyarakat.
Ternyata, pilihan kedua mendapat sambutan baik di mana-mana. Lingkungan mendukung, media massa pun menyanjung. Akibatnya, lambat laun tumbuh opini yang mengurangi nilai pada alternatif pertama. Semakin hari kian banyak perempuan yang merasa kecewa, malu, atau setidaknya rendah diri hanya karena mereka menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga.
Urusan domestik rumah tangga dianggap orang urusan sepele, remeh dan tak berharga. Lihat saja betapa murah orang harus membayar baby sitter yang merawat dan mengasuh bayi sepanjang hari. Apalagi harga seorang pramuwisma. Sungguh ini menggambarkan betapa rendah dan hinanya orang memandang urusan domestik.

Pantas, jika ini membuat rendah diri kaum muslimah yang terpaksa harus menjalani profesi ibu rumah tangga. Masyarakat memandang mereka sebagai "biasa-biasa saja". Keluarganya sendiri lupa memberikan pujian dan penghargaan, sementara dari diri sendiri tak ada upaya peningkatan kualitas pribadi, sehingga kloplah semua itu menjadikan citra ibu rumah tangga terpuruk dalam pojok-pojok kehidupan yang pengap.
Entah, siapa yang pertama kali mesti disalahkan. Masyarakat mungkin juga salah, namun tak menutup kemungkinan kesalahan berasal dari kaum ibu rumah tangga sendiri, yang kurang mampu memberikan nilai tambah pada peran domestik mereka, selain hanya sebagai tukang masak, tukang cuci, dan tukang setrika. Ditambah melahirkan dan merawat anak. Usai melakukan tugas-tugas rumah tersebut, kebanyakan mereka manfaatkan waktu luang untuk hal-hal kurang bermanfaat, seperti ngobrol, jalan-jalan di swalayan, tiduran atau bahkan saling mencari kutu rambut dengan tetangga.

Akibatnya, orang menilai bahwa untuk pekerjaan rumah tangga hanya diperlukan orang dengan kemampuan seadanya saja. Setiap wanita bisa melakukannya, tanpa pendidikan sekalipun. Kalau begini saja sudah cukup, lantas buat apa wanita harus berpendidikan tingi-tinggi?
Semestinya, dan ini baru mulai disadari oleh sedikit saja kaum perempuan, potensi diri untuk menyelesaikan urusan domestik ini harus terus diasah. Potensi sumber daya manusia(SDM)-nya ditingkatkan. Masih begitu banyak nilai tambah yang perlu dihasilkan. Apa yang bisa kita lakukan untuk keperluan itu?

Bukan Sekedar Tukang Sapu
Sesepele apakah sebenarnya urusan rumah tangga itu? Umumnya para suami baru akan merasakan pentingnya urusan ini setelah istri mereka terpaksa meninggalkan rumah. Ketika istri harus masuk rumah sakit, atau harus bepergian selama berhari-hari, dan pekerjaan rumah tangga lantas terbeban ke pundak suami, barulah mereka sadar betapa repotnya menyelesaikan urusan yang mereka anggap remeh itu.
Secara umum, membersihkan rumah memang sebuah pekerjaan mudah. Untuk menjadi penjaga kebersihan, seseorang tak perlu mengejar titel sarjana lebih dulu. Namun, persoalannya akan menjadi lain jika urusan ini diprofesionalkan.
Keindahan dan citra seni harus ikut dipertimbangkan sebagai nilai tambahnya. Dan, ini akan menjadi masalah besar manakala orang yang menanganinya tak memiliki kreativitas tinggi. Rumah besar, rumah kecil, semua sama rumitnya.
 Satu hal yang sering dilupakan orang, bahwa masalah kebersihan dan keindahan rumah memberikan dampak psikologis yang cukup besar kepada penghuninya. Menyejukkan pandangan, itu salah satu manfaat langsungnya. Dari sana akan tercipta ketenteraman hati dan kedamaian perasaan. Pikiran yang semula panas dan ruwet ketika masuk rumah bisa menjadi dingin dan tenang.
Jangan lupa, indra penciuman dan penglihatan turut memberikan kontribusi ke otak. Pemandangan sejuk indah dan bau yang harum akan merangsang otak untuk berinspirasi. Banyak ide brilian yang dimunculkan otak karena dukungan lingkungan yang indah dan bersih. Sebaliknya suasana kotor dan pengap justru membuat otak sumpek dan berhenti berpikir, bahkan cenderung mempermudah munculnya amarah.
Dampak psikologis lain dari masalah kebersihan dan keindahan rumah adalah pengaruhnya yang akan turut membentuk karakter penghuni rumah. Anak-anak yang dibesarkan di rumah yang sehari-harinya bagai kapal pecah kelak akan memiliki karakter seperti kapal pecah pula. Tidak pandai menghargai keindahan. Dan ini bisa terbawa dalam cara ia berpikir, bekerja, hingga kelak berkeluarga.
Pekerjaan teknis rumah tangga ini bisa menjadi rutinitas belaka jika ibu tak mampu menampilkan kreasinya. Ibu yang kreatif dan profesional tak akan menyerah pada keterbatasan dana. Ada saja jalan yang ditemukannya sendiri guna menciptakan suasana rumah yang damai dan penuh keindahan.
Nah, nilai tambah yang akan ibu berikan di sini tentu butuh perencanaan, butuh waktu dan tenaga untuk merealisasikannya. Dan jika ibu serius dengan urusan ini, maka nilai nominalnya tak kalah dengan mereka yang peroleh gaji dari pekerjaannya di luar rumah.
Rumah yang mampu menyejukkan mata dan hati penghuninya, yang berfungsi sebagai tempat istirahat bahkan juga sebagai tempat hiburan, sungguh akan menjadi motivator yang sangat baik bagi penghuninya untuk berkarya. Sayang, harga sebuah motivator seperti ini memang belum pernah disetarakan dengan uang. Harga kebersihan dan keindahan rumah masih sering diabaikan. Padahal jika hotel, resor, maupun tempat-tempat persewaan rapat yang menawarkannya, maka dua hal ini akan dihargai jutaan rupiah!

Nilai Tambah Pendidikan Anak
Apakah anda merasa merawat bayi itu merupakan hal yang mudah? Mengganti popoknya ketika dia pipis, menimangnya agar diam dari tangis dengan kata-kata yang berakhlak, apakah itu pekerjaan yang remeh? Tentu saja tidak. Kedua hal itu adalah upaya ibu memberikan rasa aman kepada bayi. Hanya bayi yang memiliki rasa amanlah yang akan mampu mengembangkan kepribadian yang baik pada dirinya kelak, hingga dewasa.
Tersenyum dan mengajak mereka tertawa, pun sepintas nampak seperti kegiatan tanpa arti. Namun sadarkah ibu bahwa otak anak akan berkembang karenanya? Perkembangan otak manusia, yang mencapai 50% hingga usianya yang kelima, terbentuk dari sambungan antara saraf-saraf yang mengisinya. Kualitas sambungan ini, akan menentukan kualitas otak seseorang.
Menurut para ahli, ternyata kualitas sambungan tersebut sangat dipengaruhi oleh kebahagiaan yang dialami anak. Nah, ketika ibu mengajak tersenyum, ibu telah membahagiakan mereka, berarti mengembangkan otaknya. Para ahli juga menyimpulkan, bahwa bayi yang tak pernah diajak berkomunikasi dan tersenyum akan mengalami keterbelakangan? bahwa semakin banyak kebahagiaan yang diperoleh balita berarti semakin baik perkembangan otak mereka.
Sungguh harga perkembangan otak manusia tak bisa dinilai dengan uang. Manfaatnya yang begitu vital bagi kehidupan manusia nyaris sama harganya dengan nyawa manusia itu sendiri. Dan berapakah harga sebuah nyawa? Apalagi jika pemilik nyawa itu berotak brilian, mungkin seluruh isi bumi inipun tak cukup untuk mengganti harganya.
Artinya, harga sebuah senyuman yang ibu berikan kepada balita bisa mencapai puluhan ribu, atau bahkan ratusan ribu rupiah, kalau mau dinilai dengan uang. Atau mungkin jutaan hingga milyaran rupiah. Bisakah dibandingkan dengan gaji berkarir yang hanya ratusan ribu atau jutaan rupiah per bulannya?
Itu baru persoalan senyum. Tak terhitung banyaknya nilai tambah yang bisa ibu berikan untuk sang buah hati dalam bidang pengasuhan dan pendidikan.
Menyuplai ASI secara penuh selama dua tahun pertama kehidupan anak, misalnya, pun memberikan kontribusi tak ternilai harganya bagi kesehatan anak dan nilai ekonomis keuangan keluarga. Minimal tak memerlukan puluhan ribu rupiah yang harus dibayar untuk penyediaan susu formula bayi per bulannya. Lebih jauh lagi menghemat biaya pengobatan karena bayi lebih sehat. Dan yang paling tak ternilai dengan rupiah adalah kenyataan bahwa ASI memberikan dampak psikologis terbaik bagi anak, yang akan mempengaruhi pertumbuhan kepribadiannya

Nilai tambah lain bisa ibu berikan dengan keahlian ibu dalam memberikan pendidikan membaca lebih dini, misalnya. Atau keahlian meningkatkan ingatan penglihatan, ingatan pendengaran, empati anak, penguasaan emosi diri yang baik, hingga kesadaran berakhlak mulia sedini mungkin.
Jika ini dilakukan, kualitas anak akan jauh lebih baik nantinya. Masalahnya, hanya ibu yang memiliki kesadaran, kefahaman, serta kemampuan memadai sematalah yang mampu memberikan nilai tambah ini bagi putra-putrinya. Bagaimana dengan kita?

Peningkatan profesionalisme: bagaimana caranya?
Bagaimana dengan pandangan masyarakat bahwa kaum ibu rumah tangga cenderung abai pada masalah lingkungan dan masyarakatnya? Kenyataannya, memang masih begitu banyak ibu yang tak ambil peduli situasi politik negaranya, acuh pada kondisi lingkungan rumahnya, dan membebek saja dengan apa yang terjadi di lingkungannya, tanpa mengambil peran aktif di dalamnya. Atau justru mengambil peran sebagai pemberi kritik pedas pada kondisi sosial yang merugikan, tetapi hanya sebatas gerutuan dan omelan.

Tahap pertama yang mesti dilakukan kaum ibu dalam meningkatkan nilai tambah pada peran sosialnya adalah dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi masyarakat dan lingkungannya. Fasilitas bukan masalah, karena hanya dengan sebuah radio transistor mungil pun berita dunia sudah dapat disimak. Apalagi yang memiliki parabola serta internet.

Kedua, ibu mengolah informasi yang masuk menjadi bekal untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan dan pemahaman terhadap beraneka permasalahan. Berikut juga mengupayakan muncul ide-ide untuk turut mencari solusinya.

Ketiga, mengkaryakan diri secara aktif bagi mereka yang memiliki kesempatan. Forum majelis taklim dan PKK adalah contoh sederhana. LSM pun bisa menjadi alternatif yang lebih jauh. Dengan cara ini, akan sangat banyak kontribusi yang bisa diberikan seorang ibu rumah tangga bagi negara dan bangsanya. Dapat dijadikan contoh adalah peran ibu-ibu rumah tangga di Jepang, di mana mereka membentuk sebuah LSM, ternyata suara mereka sangat diperhitungkan oleh pemerintah. Ini karena solid dan nyatanya kiprah mereka, sehingga keberadaan mereka dirasakan adanya oleh masyarakat.
Bagi mereka yang belum sempat menjadi ibu, semestinya mencari bekal ilmu terlebih dahulu mengenai bagaimana cara menjadi ibu rumah tangga yang profesional. Di luar negeri sudah banyak lembaga yang membuka pendidikan atau kursus 'parenting' atau 'kerumahtanggaan' semacam ini, yang menjadikan kader mereka ahli dalam membina rumah tangga.

Di Indonesia ada sekolah kejuruan yang mendalami kerumahtanggaan. Tapi banyak yang menilai, hasilnya sekedar menciptakan ahli masak, ahli menjahit, namun tetap belum memahami hakikat sebuah pernikahan dengan segala permasalahannya.
Kini sudah waktunyalah ibu rumah tangga dipandang sebagai profesi yang membutuhkan keahlian tinggi. Bukan hanya sekadar dalam retorika, tapi usaha ke arah itu pun seyogyanya kita galakkan. Hari ini juga.·

copast dari:  http://ukhuwah-i.tripod.com/kelu08.htm

Rabu, 25 September 2013

MEMBANGUN KOMUNIKASI DGN ORANGTUA

Bagaimana Membangun Komunikasi dengan Orangtua yang Keras?
Foto
 
Written By:
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School 
Pembicara Parenting Internasional di 4 negara
dan Pembicara Nasional Parenting di 20 Propinsi, lebih dari 70 Kota di Indonesia
 
Seorang teman curhat begini pada saya: "Abah, Apakah anak yang selalu di kecewakan oleh orang tuanya. Bisa mengalami trauma berkepanjangan, (mohon maaf) termasuk ketika hendak memutuskan memilih pasangan hidupnya ketika sudah waktunya tiba? Cenderung ragu, dan tidak akan memilih pendamping hidup yang sama sukunya dengan orang tuanya. Semua di anggapnya sama? 
 
Jika anak sulit berkomunikasi dengan org tuanya, terutama ayah, bagaimana untuk membangun komunikasi itu kembali. Si anak gencar memperbaiki…si ayah acuh tak peduli. Tentu saja hal ini membuat sang anak patah semangat dan akhirnya membiarkan ini semua dan ikut pasrah. Kasarnya: *mau di apain lagi, emang udah begini..yaa sudahlah.
 
Sang anak takut jadi anak durhaka, tp sungguh ini memang nyata. Ia punya ayah tapi terasa tiada,,hampa baginya. Hanya dalam doa dan air matanya ia selalu hadirkan ayahnya lewat doa. Dan ia sangat hormati ayahnya dan tak ada niat untuk membenci atau dendam terhadap ayahnya.(Tentu tak enak hidup seperti ini yaa abah)." 
 
Teman, insya Allah semua manusia bisa berubah, mudah-mudahan perubahan itu ke arah yang lebih baik tentunnya. Maka, bukan tak mungkin Allah merubah seorang ayah kita yang kita anggap keras dan berpengari buruk untuk menjadi lebih baik. 
 
Bagaimana agar ayah bisa berubah? Jangan berhenti berikhtiar untuk merubahnya. Tapi, jangan pernah berpikir merubah ayah jika kita belum bisa menyambungkan komunikasi yang nyaman dulu dengan ayah. Fokusnya adalah bukan bagaimana seharusnya ayah berkomunikasi dengan kita, tapi bagaimana kita seharusnya berkomunikasi dengan kita. 
 
Jadi, sebelum merubah ayah, PR pertama adalah bagaimana agar ayah mau nyaman diajak komunikasi dengan kita. 
 
Mari kita lihat contoh Rasulullah saw. Mengapa perkataan Rasulullah begitu dipercaya? Meski mungkin tak dilaksanakan oleh masyarakat Makkah waktu pertama kali menyebarkan Islam, tak bisa dipungkiri Rasulullah sangat bisa dipercaya. Ingat, peristiwa pemindahan batu hajar aswad? Mengapa para tetua dan tokoh masyarakat Mekkah mempercayakan pada pemudah kemarin sore bernama Muhammad (saw)? 
 
Karena kejujuran beliau? Tentu saja ini tak bisa disangsikan dan ini menjadi syarat pertama. Tapi setelah itu, apakah kejujuran saja cukup untuk membuat perkataan kita didengarkan oleh orang lain? Tidak bukan? Tak sedikit orang jujur, tersingkir, idenya tak didengarkan, tak diikuti, dan lain-lain. Lalu apa lagi? 
 
Syarat kedua agar 'pesan' kita pada orang-orang di dekat kita dan di masyarakat sekitar kita didengarkan adalah: jadilah orang yang bermanfaat untuk orang-orang di dekat kita dan di masyarakat sekitar kita. Rasulullah pernah berkata "khairanna anfauhum linnas", sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. 
 
Perkataan kita akan benar-benar didengarkan, diikuti oleh misalnya teman kita jika kita telah banyak memberikan manfaat untuk teman kita tersebut. 
 
Demikian juga untuk keluarga kita, untuk ayah kita. Sesungguhnya perkataan-perktaaan kita akan didengarkan oleh orangtua kita jika kita juga telah menjadi anak bermanfaat untuk orangtua kita. Pertanyaannya, apakah selama ini kita sudah menjadi anak yang bemanfaat untuk orangtua kita? 
 
Berapa banyak kita membantu mereka saat mereka dalam kesulitan-kesulitan? Apakah kita sering mengikhlaskan sebagian gaji kita untuk menyenangkan orangtua kita atau untuk demi kepentingan kita sendiri saja dengan alasan banyak kebutuhan (yang tak pernah selesai itu?)
 
Ilustrasikan begini, ada dua orang anak A dan B yang sudah dewasa. Katakanlah usianya masing-masing 30 tahun. Masing-masing A dan B masih memiliki seorang ayah yang kira-kira usianya 55 tahun. Kedua-dua orangtuanya misalnya sama-sama memiliki sifat keras, kolot, nggak peduli sama keluarga, dan sifat-sifat buruk lainnya. A dan B inign merubah ayahnya ini. A dan B sama-sama sudah menikah, punya keluarga dan punya anak. Masing-masing sudah punya penghasilan yang cukup, meski tidak disebut kaya raya. 
 
A hampir setiap pekan berkunjung ke rumah orangtuanya. Maksud hati silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengna orangtua. Memantau orangtuanya yang sudah mulai tua. Tapi, saat mendatangi orangtuannya, seringnya berujung pada perdebatan dan percekcokan antara orangtua-anak. 
 
Apa yang membuat mereka cek-cok? A sering 'ngasih tahu' ayahnya agar ayahnya bisa lebih bertanggung jawab. Sementara ayah merasa sudah makan asam garam dalam kehidupan dan perlu lagi ceramah dari anaknya. 
 
Sedangkan B, sama dengan A hampir setiap berkunjung kerumah orangtuanya. Bedanya saat berkunjung kerumah orangtuanya B tidak membahas masalah perilaku ayahnya, tetapi terus berusaha memebrikan kebaikan untuk ayahnya terlebih dahulu. menenaykana kondisi kesehatan ayahnya dianggapnya adalah kewajiban. Saat B melihat ayahnya batuk sedikit, B dengan serta merta mengajak ayahnya periksa ke dokter. Meski ayahnya kadang menolak. SAat ayahnya tidur, B sering kali memijit orangtuanya yang sudah tua ini. 
 
Sama seperti A, B tidak terlalu suka ayahnya yang masih punya sikap keras seperti itu. Tapi asat tidur B sering melihat gurat wajah ayahnya yang mulai keriput. Ia menyadari bahwa suatu saat ayahnya akan pergi meninggalkan dunia ini. Ia ingin terus berbuat baik dengan ayahnya di sisa waktu usianya ini. Biarlah itu ladang amal untuknya, soal dosa ayahnya yang tak peduli keluarga itu urusan ayahnya. 
 
Tanpa diketahui ayahnya, B ternyata sudah menabung sejak 5 tahun lalu. Tabungan itu ia niatkan untuk meng-hajikan ayahnya. Penghasilan B sebagai PNS golongan bawah sebenarnya bisa dibilang cukup tidak cukup. Tapi B berusaha keras menyisihkan sebagian penghasilannya untuk tabungan tersebut. 
 
Tapi setelah tahun ke 5 ternyata B mendaftarkan ayahnya untuk pergi haji. ditambah tambahan pinjam ke sana kemari jadilah cukup untuk mendapatkan kuota haji. 
 
"Ayah, aku ingin berterima kasih kepada ayah karena telah membesarkanku, mendampingi ibu untuk mendidikku. Mungkin tidak cukup, tapi aku ingin meberikan ayah hadiah ibadah haji ke mekkah. Aku sudah menabung sejak 5 tahun yang lalu. Jika ayah setuju, aku ingin memberikan ini untuk ayah!"
 
Apa yang ktia rasakan saat kita jadi orangtua? Kita akan lebih mendengarkan perkataan anak kita yang A atau perkataan anak kita yang B?
 
Tentu yang B bukan? Pertanyaan sekali lagi. apakah kita sudah memberikan sebanyak-banyak manfaat untuk orangtua kita? 
 
Hal diatas hanya contoh. mungkin tidak semua orang mampu melakukan seperti B (sebenarnya bukan soal mampu, tapi apakah mau?), tapi sekali lagi hanya contoh. Memberikan manfaat pada orangtua tidak selalu seperti itu. Kita sendiri yang tahu bagaimana kondisi orangtua kita yang kemudian kita sesuaikan dengan kemampuan kita. 
 
Rumusnya: Ingin orangtua kita mendengarkan kita? Berikan sebanyak-banyaknya manfaat hidup kita untuk mereka. 

sumber copas : https://m.facebook.com/notes/yuk-jadi-orangtua-shalih/bagaimana-membangun-komunikasi-dengan-orangtua-yang-keras/10150217081920700?fbt_id=10150217081920700&_rdr#s_d68eb273c3c3fa91a52b7105ab7e923c

Senin, 28 Januari 2013

TO BE A NON STOP LEARNER!

Ketika kerja kita tidak dihargai, 
saat itulah kita belajar tentang KETULUSAN
Ketika usaha kita dinilai tidak penting,
saat itulah kita belajar KEIKHLASAN
Ketika hati kita terluka sangat dalam,
saat itulah kita belajar tentang MEMAAFKAN
Ketika kita harus lelah dan kecewa,
saat itulah kita belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kita merasa sepi dan sendiri,
saat itulah kita Belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kita harus membayar biaya sebenarnya yang tidak perlu kita tanggung,
saat itulah kita belajar tentang BERMURAH HATI
Yakinlah,kita ADA di tempat kita sekarang bukan karena kebetulan,
akan tetapi Dia punya maksud yang TERINDAH yang tidak kita sadari

Tetaplah sabar!! teruslah semangat!!selalulah tersenyum !!
karena kita sedang menimba ILMU KEHIDUPAN !!