Jumat, 28 Maret 2014

SEBUAH IMPIAN

Oleh: Meili Damiati

Kau terpekur, kawan. Memikirkan cita-citamu yang terasa masih jauh untuk kau gapai. "Mengapa pikiran ini terasa buntu?" lirihmu. Sesekali kau tatap layar kaca, membaca kembali karya-karya yang berhamburan silih berganti. "Sungguh indah kata-kata itu. Rangkaian yang benar-benar manis."

Matamu tak henti menatap layar. Kadang kau tersenyum, kadang kau terlihat sedih, kadang kau pun dibuat terpingkal.
Tapi, mengapa setelah itu kau bangkit, berjalan ke arah jendela dan terlihat begitu murung?
"Wajarkah aku bercita-cita menjadi Penulis?" ucapmu sambil melayangkan pandanganmu pada mentari.
Perlahan kau menitikkan air mata dan terisak, "Aku tak pantas jadi Penulis! Bahkan tak lebih dari 3 buku yang berhasil kubaca hingga akhir."

"Cita-citaku?? Apakah hanya khayalan semata?"
Kau mainkan jemarimu pada kaca jendela yang telah banyak dihinggapi debu, mengukir kata-kata yang entah apa. Tiba-tiba,
"Tidak!!" pekikmu. Bahkan cicak yang melihatmu pun ikut terpelanting, terkejut dengan teriakan hebatmu. "Aku tak boleh menyerah! Cita-cita ini harus menjadi nyata! Kuharus memburu karya-karya bagus untuk mengisi ruang kosong imajinasiku.
Aku harus bisa!!!!"

---------------
Bkt, 260314

Tidak ada komentar: