Oleh: Meili Damiati
Teruntuk Tuan pengusik malamku.
Tahukah kau, ingin kuganti malam dengan terang siang?
Tidak, tidak, jangan dulu tersenyum puas. Aku tak ingin membawamu
menikmati hangat matahari pagi. Sesungguhnya aku hanya tak ingin
malam-malamku penuh dengan kau.
Cukup sudah, Tuan. Belaian malam membuatku hanyut bersamamu. Aku tak berdaya menahan gejolak yang kau bawa dalam mimpi.
Jangan
sentuh tanganku, apalagi berani membisikkan sesuatu di telingaku.
Jangan! Kau nyaris membuatku rebah dengan segala khayal pikir tentangmu.
Ah, Bagaimana bisa aku setolol itu. Membiarkanmu menodai kesucian hatiku.
Pergilah kau, Tuan bersama desir angin yang membawa kabut pekat menjauh
dari langit hatiku. Aku tak ingin lagi ada kau menemani malamku.
Oh Tuhan, enyahkanlah ia dari fikiranku!!!
Sungguh kutak rela, kenikmatan impian semu ini merenggut kebahagiaan bersama suami dan anak-anakku
Buaian mimpi ini menyadarkanku untuk selalu memperkuat cintaku pada-Nya.
Semoga ikatan suci yang telah kuikrar tak mampu digoyahkan oleh apapun juga.
Termasuk bayangmu..
_________
Bkt, 250314
Tidak ada komentar:
Posting Komentar